Air keran layak minum hingga hotel bintang lima
Dua hari sebelum Presiden Jokowi tiba, saya juga sempat berkeliling di kawasan inti pemerintahan di Nusantara.
Di sekitar Istana Garuda, suasananya terasa kontras dengan di luar sana. Aura pembangunan memang masih terasa, tapi https://resultadosemponto.com/ setidaknya, udara yang saya hirup di area ini tak lagi bercampur dengan debu. Saya bisa membuka masker saya dan bernapas dengan lega.
Hamparan rumput yang hijau terlihat di depan Istana Garuda dan Istana Negara. Desain istana yang menyerupai burung garuda, karya seniman Nyoman Nuarta, menjadi pusat perhatian yang mencolok di antara gedung-gedung pemerintahan lainnya.
Di depan tiang bendera di Plaza Seremoni –lapangan tempat upacara 17 Agustus akan digelar—sejumlah anggota Paskibraka tengah berlatih.
Untuk menuju ke kawasan istana ini, kami melewati jalan beraspal selebar 50 meter. Di sisi kanan kirinya terdapat trotoar yang lebar. Nantinya, moda transportasi autonomous rail transit (ART) akan beroperasi di jalan-jalan seperti ini.
Di sisi kiri jalan dari arah kami datang, rumah jabatan menteri juga telah berdiri. Pemerintah menggelontorkan anggaran Rp14 miliar per unit untuk membangun rumah jabatan berkonsep rumah pintar itu.
Belasan rusun ASN diklaim sudah siap dibangun. Rencananya, kloter pertama ASN akan pindah ke IKN pada September. Mereka akan menghuni rusun ini secara gratis sebagai rumah dinas.
Namun ketika diklarifikasi, Presiden Jokowi mengatakan “tidak akan memaksakan” kalau memang fasilitas pendukungnya belum siap.
“Kalau memang belum siap, ya diundur,” tutur Presiden Jokowi menjawab pertanyaan wartawan BBC News Indonesia, Raja Eben Lumbanrau.
Salah satu yang “spesial” dari rusun ini adalah fasilitas tap water sehingga air kerannya dapat langsung dikonsumsi. Sumber air bakunya berasal dari Bendungan Sepaku Semoi dan Intake Sepaku.
Saya mencicipi air dari fasilitas tap water itu. Airnya jernih dan tak berbau. Rasanya juga layaknya air biasanya saja – seperti minum dari air keran yang sudah dimasak. Bedanya, saya tak perlu repot-repot untuk memasak air keran ini.
Saya bertanya kepada Agung Wicaksono, Deputi Bidang Pendanaan dan Investasi Otorita IKN yang saat itu mendampingi kami berkeliling, dari mana sumber air yang layak minum ini?
“Sumber airnya ada dua, ada Bendungan Sepaku-Semoi dan intake Sepaku. Kalau Bendungan Sepaku-Semoi itu sumber airnya dari Sungai Tengin, kalau intake dari Sungai Sepaku. Yang sudah dialirkan ke sini itu dari intake Sepaku. Kemudian diolah di water treatment,” jelas Agung.
Baru belakangan, setelah saya menyicip air itu, Agung mengungkap bahwa masih perlu dipastikan apakah kualitas airnya masih sama layaknya dengan yang sudah teruji di titik pengelolaan air minum.
“Pak Basuki [Menteri PUPR] sudah pernah minum kan, itu di water treatment. Untuk ke sini kan masih melewati pipa lagi, itu yang masih diuji lagi apakah kualitasnya sama layaknya,” jelas Agung.
Untungnya, saya merasa baik-baik saja setelah meminum air itu.